Untuk Ibuku,
Pahlawanku..
Ibu... Aku bukanlah
penyair yang amat sangat hebat, membuat sebuah karya dengan diksi-diksi indah
tersusun rapi menjadi sajak-sajak kalimat penuh makna. Aku tidak pandai
melakukan hal seperti apa yang penyair lakukan, karena aku bukan seorang
penyair. Aku hanya seseorang berumur 16 tahun yang telah lahir selamat karena
dia mempunyai Ibu yang hebat, yah kau lah orang nya Ibu, selama sembilan bulan
lamanya kau membawaku kemana kau pergi, berat ? Pasti, aku akan merasakannya
jika nanti aku menjadi sepertimu. Kau melakukan perjuangan yang begitu besar
saat aku berada didalam rahimmu, bagaimana aku dulu ? Apa aku sangat nakal
seperti sekarang ? Apa kau kerepotan harus membawaku kemana-mana ? Maafkan aku
Ibu.. Maafkan aku jika aku tak menjadi seperti anak yang dibanggakan oleh
temanmu saat kalian bertemu, maaf jika aku tidak bisa menjadi seseorang yang pantas
untuk kau banggakan. Aku hanya bisa membuatmu marah, membuatmu menangis, mengecewakanmu,
dan tak memberi imbalan yang pantas atas didikanmu selama ini.
Ibu, bagaimana aku bisa
membalas semua jasamu selama 16 tahun ini, Ibu ? Begitu banyak cara yang kau
lakukan untuk mendidikku, menasehatiku jika aku bandel, memarahiku jika aku nakal,
memukulku jika aku udah kelewatan nakal. Setiap harinya aku selalu
mendengarkanmu mengomel, tiap pagi, tiap sore, tiap malam mau tidur. Memarahiku
jika aku telat bangun, memarahiku jika aku lupa menyapu, memarahiku jika aku
tidak kunjung tidur padahal esok aku harus ke sekolah. Aku tau jika caramu
untuk menyayangiku berbeda dengan Ibu-ibu temanku diluar sana. Kau mendidikku seperti
itu agar nantinya aku menjadi sosok yang tangguh sepertimu, mampu menapaki
dunia yang semakin hari semakin menyebalkan ini.
Ibu.. Aku dan engkau
mungkin bukan sepasang anak Ibu kebanyakan, yang selalu ada pelukan di setiap harinya, selalu ada
kata ‘Aku sayang, Ibu’ di setiap paginya, selalu ada kata Maaf jika ada yang
melakukan kesalahan. Aku sudah lupa kapan aku terakhir kali mengatakan kata
maaf untuk kau Ibu, aku juga sudah lupa kapan terakhir kali kita saling
berkata “Aku sayang kamu”. Miris bukan ?
Tapi kita ini beda, iya beda. Limpahan kasih sayang yang setiap detik mengalir
dari ku dan engkau mungkin tak perlu diucapkan dengan kata-kata indah. Hanya
dengan perbuatan saja.
Ibu... Terimakasih untuk
semuanya, semua yang kau berikan untukku, pendidikan, kasih sayang, ketegaran, keberanian.
Terimakasih untuk limpahan kasih sayang selama 16 tahun ini. Maafkan aku jika
untuk saat ini aku belum menjadi sosok yang kau inginkan. Tapi aku berjanji,
suatu saat nanti aku akan menjadi seseorang yang patut untuk kau banggakan. Aku
menyayangimu Ibu.. Selamat hari Ibu...
Terimakasih ibu untuk waktunya selama ini :) |
Cantiknyaaaa :D |
0 komentar:
Posting Komentar