“Jup, apa kabar kuliah di Jogja nya?”
*Hening* *senyum* “Bukan di jogja, gak di ambil yang itu,
jadinya di unsoed.”
Entah berapakali saya mendengarkan pertanyaan tersebut
selama kurang lebih 8 bulan ini. Rasanya ? Sakit? Iya. Menyesal? Iya. Kenapa ga
dengan tegas saya bilang ke orang tua “Karena belajar berawal dari suka
terlebih dahulu.” Dan saya langsung setuju melepaskannya hanya karena ucapan “Kalo
kamu mau lanjut di jogja, ayah gamau biayai kamu. Kerja aja sendiri sana.” Dan
memilih menderita hingga saat ini.
Sore itu, saat semua murid kelas 12 deg degan dan berharap
ada tulisan ‘Selamat kamu diterima… di universitas negri…’ saya hanya berdoa
kepada Tuhan, “Semoga saya tidak mendapatkannya.” Bahkan saya sudah
memberitahukan kepada teman-tema untuk tidak mendoakan saya. Its not my choise,
its just a random choise. And The God’s plan better than my dream, maybe… I got
it. You know what I feel? Sad. Of course. Dan mulut saya tidak ada henti2 nya
berkata “Aku gak mau.. Aku gak mau.. Aku gak mau..” ibu saya, yang sedang duduk
di samping saya tak henti-hentinya berucap “Istigfar mbak.. istigfar..” Dan di
hari itu saya juga sudah bisa menebak, saya akan segera melepaskan kesenangan
saya, minat saya…
Sholat istikharah sudah saya lakukan mungkin setiap hari,
dan entahlah tuhan tidak memberikan gambaran yang jelas, mungkin tuhan memilih
saya untuk memilih. Memilih belajar dengan tenang di bidang yang saya sukai
tetapi saya menjadi anak yang durhaka, atau memilih bidang yang saya benci akan
tetapi tiga tahun telah saya pelajari tetapi membuat orang tua saya bangga
bercerita jika anaknya lolos snmptn:”
Entah mungkin karena didikan dari kecil yang mengajarkan
kepada saya untuk selalu patuh kepada orang tua, saya memilih untuk melepas “10
juta” saya dan akhirnya saya berada di kota orang yang baru pertamakali saya
datangi saat registrasi fisik. Purwokerto. Saya mengenalnya hanya sebatas
mengenal, tidak lebih.
Dan sudah hamper dua semester saya disini, yaa meskipun saya
masih menjalani awal semester kedua ini, saya merasa menjadi orang paling
goblok di kampus. Kenapa? Bagaimana tidak, saya mempelajari biologi dicampur
dengan kimia, yaaang dulunya di SMA saya sering kabur saat guru mulai masuk
kelas, dan memilih untuk tidur di kelas biologi. Tidak hanya itu, saya
mempelajari tentang macam-macam penyakit, macam-macam cacing, macam-macam obat.
Itu apa? Saya kira kuliah itu tentang bagaimana membua naskah yang baik.
Mengetahui letak angel kamera yang pantas untuk ditayangkan. Memilih artis yang
berbakat. Oh iya, saya tidak memilih jalan itu, lagi…..
Kalian tahu? Yang kesehariannya terlihat tertawa, tersenyum
bahkan ceria. Jika dia sedang sendiri, dia akan memikirkan beban yang ada,
menangis hingga akhirnya tertidur nantinya. Itulah alasan kenapa saya jarang
di kostan, alasan kenapa saya mengikuti organisasi di kampus saya. Agar saya
tidak memikirkan apa yang menjadi kesedihan terbesar saya.
Sampai saat ini, saat saya menangis sesenggukan di kamar saya sedang menunggu rencana terindah tuhan seperti apa nantinya yang akan diberikan kepada saya:)